LAPORAN PEMBUATAN BIOTEKNOLOGI SEDERHANA / FERMENTASI (TAPE SINGKONG)
Biologi
Tentang
BIOTEKNOLOGI (FERMENTASI)
Disusun oleh: XII IPA 5
1.
Arina hidayati (03)
2.
Nayla
nadhiroturrosyida (17)
3.
Nina dwi
nurfitriani (19)
4.
Rindi yulia nur indahsari (26)
5.
Yulina widyayanti (36)
Pembimbing: Drs. Sunu Widodo,M.Pd
SMAN 1 Durenan
Tahun ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga terselesainya makalah yang mengenai
fermentasi pada tape singkong. Melalui makalah ini saya ingin menjelaskan
secara sederhana tentang proses pembuatan tape khususnya bagi generasi muda.
Makalah ini membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang bagaimana proses
pembuatan tape singkong dan manfaat yang ada di balik tape singkong sebagai
proses fermentasi makanan. “ Tak ada gading yang tak retak ” itulah kata pepatah, demikian pula
dengan makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan,
karena itu kepada para pembaca khususnya guru mata pelajaran ini dimohon kritik
dan saran yang bersifat membangun demi bertambahnya wawasan saya di bidang ini. Diucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang membantu, hingga selasai makalah ini. Semoga
makalah ini benar-benar bermanfaat.
Durenan, 20 September 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi adalah pemanfaatan
mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh
manusia.Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional
(tradisional) dan bioteknologi modern.
Bioteknologi konvensional biasanya menggunakan
mikroorganisme berupa bakteri, jamur,dll. Sedangkan bioteknologi modern
biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam proses
pengkloningan, kultur jaringan. Pengolahan
makanan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan makanan yang cukup
tua. Secara tradisional banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia
sangat kaya akan produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu
contohnya tape. Tape
merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape
dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda
dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu
mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol,
pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme. Mikroorganisme yang
terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan
Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga,
Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri
Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja
sama dalam menghasilkan tape.
1.2 Rumusan Masalah :
1.
Bagaimana proses fermentasi tape singkong?
1.3 Tujuan Praktikum :
a. Untuk mengetahui proses
pembuatan tape.
b. Untuk mengetahui proses
terjadinya fermentasi.
c. Mendeskripsikan
langkah-langkah proses pembuatan tape singkong.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata latin
yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan) dan logos (ilmu).
Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah
dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan potensi
organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.bisa
diartikan juga,Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan
rekayas genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi
kepentingan manusia.
Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian,
yaitu bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional.Salah satu contoh dari
bioeknologi konvensional adalah pembuatan tape ini.Dan salah satu contoh dari
bioteknologi modern adalah rekayasa genetika.Ciri-ciri utama bioteknologi
adalah adnya benda biologi berupa benda mikro organisme tumbuhan atau hewan,
adanya pendayagunaan secara teknologi
dan industri, dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Generasi pertama adalah bioteknologi
sederhana yaitu penggunaan mikroba yang masih secara tradisional dalam produksi
makanan dan tanaman ataupun pengawetan makanan, sebagai contoh yaitu pembuatan
tempe, tape, cuka, dan lain-lain. Generasi kedua adalah proses berlangsung
dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh pembuatan kompos dan produksi bahan
kimia. Generasi ketiga adalah proses dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh
produkasi antibiotic dan hormon. Generasi keempat adalah generasi bioteknologi
baru, sebagai contoh produksi insulin.
.2.2. Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi
dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi
adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,terdapat definisi
yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan yang
umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam
laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan
dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan
yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir,
anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia
selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal),
dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
.2.3 Pengertian Tape
Singkong
Tape singkong adalah tape yang dibuat
dari singkong yang difermentasi. Makanan
ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga
Jawa Timur. Di Jawa Barat, tape singkong
dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda). Pembuatan tape melibatkan umbi
singkong sebagai substrat dan ragi tape
(Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas
kulitnya. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah
dan lunak, dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa
mengalami kerusakan.
Tape merupakan makanan tradisional yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, terutama orang sunda. Tape ini
dibuat dengan cara difermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan bakteri
saccharomyces cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
·
Waktu : Selasa, 13 september 2016
·
Tempat : di kelas
XII IPA 5
Rumah nina
3.2 Variabel·
·
Variabel Bebas :
Penggunaan dan kualitas ragi.·
·
Variabel Kontrol :
Kelembapan udara, suhu dan waktu yang dibutuhkan dalam proses fermentasi.·
·
Variable Terikat :
Singkong.
3.3 Alat dan Bahan
A.
Bahan :
- Singkong
- Daun pisang
- Ragi
- Air
b. Alat :
a. Toples
b. Pisau
c.
Sendok
d.
Panci
e.
Kompor
f.
Penyaring
g.
Parut
h.
Piring
3.4 Langkah Kerja :
1. Siapkan semua alat dan bahan yang
diperlukan
2. Kupas singkong dan
kikis bagian kulitarinya hingga kesat
3. Potong singkong
yang telah dikupas sesuai keinginan
4. Cuci hingga bersih
singkong yang telah dipotong
5. Sementara
menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci sampai kira-kira terisi
seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
6. Setelah air mendidih
masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga singkong ¾ matang,
kira-kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu
7. Setelah matang, angkat singkong yang
telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah, kemudian didinginkan.
8. Sambil menunggu
Singkong dingin, siapkan wadah sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi
tape. Wadah itu
terdiri dari toples
yang bagian bawah dan sekelilingnya dilapisi
dengan daun pisang
9. Setelah singkong
benar-benar dingin,masukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi
yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan.
10. Singkong yang telah
diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang. Singkong ini harus
benar-benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal
11. Setelah singkong ditutupi dengan
daun pisang, diamkan selama 2
hari hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi
tape.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan
kebersihan yang tinggi agar singkong dapat menjadi lunak karena proses
fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan
untuk membuat tape. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan
bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak .
Alat-alat yang berminyak jika dipakai untuk mengolah bahan tape bisa
menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga harus bersih.
Perubahan biokimia yang penting pada
fermentasi tape adalah hidrolisis pati menjadi glukosa dan maltosa yang akan
memberikan rasa manis serta perubahan gula menjadi alkohol dan asam organik.
Reaksi dalam fermentasi berbeda - beda tergantung pada jenis gula yang digunakan
dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan
etanol (2C2H5OH). Persamaan Reaksi Kimia: C6H12O6
+ 2C2H5OH
+ 2CO2 + 2 ATP.
Penjabarannya: Gula (glukosa,
fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi. Jalur biokimia yang
terjadi sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal
respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi
tergantung produk akhir yang dihasilkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
.5.1. Kesimpulan
1.Pembuatan tape termasuk dalam
bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara
yang terbatas.
2.Pada proses pembuatan tape, jamur ragi
akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk
pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan
merubah glukosa menjadi alkohol
3.Dalam pembuatan tape, ragi
(Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat
pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa
manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gulasebelumnya.
4.Kegagalan dalam pembuatan tape
biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang
mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.
5.Setelah melakukan penelitian, ternyata
kami dapat menyimpulkan bahwafermentasi yang terjadi pada tape singkong terjadi
selama 2-3 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan tape ini ada hal-hal
yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung secara
sempurna. Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena
itulah, proses fermentasi pada singkong harus tertutup rapat
6.Lamanya proses fermentasi juga
mempengaruhi kadar alcohol yang dihasilkan.
.5.2. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan untuk
praktikum-praktikum selanjutnya yaitu diharapkan kepada praktikan selanjutnya
agar lebih memperhatikan bagaimana pembuatan tape tersebut supaya pembuatan
tape tersebut berlangsung sempurna.
PENUTUP
Demikian laporan penelitian yang dapat
kami paparkan. Kami sadar banyak sekali kekurangan dalam laporan ini. Walaupun
demikian, kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat yang berguna.
Makadari itu, kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar kami dapat melakukan perbaikan dalam pembuatan laporan berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Comments
Post a Comment